Hal ini bermula dari sebuah perbincangan santai antara saya dan juga Manager saya di tempat kerja yang lama
Sebagai seorang staff yg gajinya pas-pasan di bandingkan dengan manager, suatu saat saya iseng bertanya kepada manager saya di sebuah perusahaan ritel. Saya bertanya apa resepnya bahwa bapak(manager saya) boleh dibilang kaya, mobil ada 3, rumah besar, perusahaan pribadi ada 2  dengan tersenyum beliau berkata
“Alhamdulillah semua itu adalah karunia dari Allah SWT. dan bahwasanya semua janji Allah SWT adalah benar
Yang pertama dan utama adalah bahwasanya pendapatan yang di dapatkan adalah bukan milik kita sepenuhnya ada milik orang lain disanayaitu fakir miskin, dan saya selalu mengeluarkan zakat pendapatan saya untuk keperluan fakir miskin
Dan rumah yang besar itu tidak saya diami sendirian, ada sekitar 6 anak asuh yang saya tanggung hidupnya dan di lain tempat ada sekitar 20 anak yatim piatu dan dhuafa yang saya berikan biaya hidup “
Subhanallah  saya langsung terhenyak
Beliau melanjutkan itulah janji allah swt, bahwa apa yang sudah kita nafkahkan di jalan allah swt pasti akan di balas oleh allah swt, tidak hanya berupa harta melainkan ada hal yang terbesar yaitu kedamaian dan kemudahan serta pertolongan Allah SWT
Astagfirullah al Aziem  ternyata saya selama ini saya salah menilai manager saya ini
di akhir perbincangan beliau berpesan jangan lupa keluarkan zakat pendapatan kita dan usahakan untuk banyak berinfak / sedekah dan juga beribadah shalat tajahud tilawah qur’an  dan kalau bisa memberikan nafkah kepada anak yatim piatu, kaum dhuafa dan perjuangan di jalan Allah SWT itulah salah satu pembuka pintu rizqi
***
yah boleh dibilang itulah salah satu yang merubah pola pikir saya selama ini  karena saya pikir bahwa pendapatan kita adalah milik kita semua
pada awalnya saya merasa keberatan dengan mengeluarkan sejumlah uang zakat + infak / shadaqah  yang menurut saya yang hanya seorang staff ini besar jumlahnya  selain itu ada kendala kemana / lewat siapa saya akan menyalurkan zis saya
Alhamdulillah Allah SWT memberikan kemudahan jalan keluar buat saya
Ada kejadian penting juga yang saya ingat waktu itu adalah: saya menikah kemudian pindah kerja dan pindah rumah
Di lingkungan rumah saya yang baru ini, kebetulan sebelah rumah saya seorang ustad dan beliau juga mengelola ZIS untuk anak yatim piatu, dan anak dhuafa saya diajak beliau keliling sekitar perumahan dan astagfirullah ternyata banyak anak yatim piatu dan dhuafa, ada yang tidurnya hanya menggunakan bale bambu dan dibawahnya ada kandang kambingnya, ada juga yang orang tuanya hanya tukang angon kebo, jadi buruh tanam / panen padi jangan kan untuk membayar uang sekolah yang besarnya Rp.20.000 sebulan, buat makan nasi aja sehari sekali itu juga susah.
Ya Allah, amat berdosa sekali hambamu ini, di saat saya tidur lelap di kasur yang empuk, ada orang yang tidur hanya dengan bale bambu, di saat saya makan enak dan berlebihan, ada orang yang untuk makan saja sehari sekali
Di saat saya sedang tilawah alqur’an ada orang yang tidak mampu untuk membeli alqur’an dan membacanya. Di saat saya diberikan kesehatan ada orang yang sakit bertahun tahun tidak di berikan obat. Begitulah saudaraku, cobalah kita tengok sekeliling kita. Dan cobalah untuk berbagi dengan saudara saudara kita  apa saja yang kita mampu untuk memberikannya. Marilah kita bantu saudara saudara kita untuk bisa hidup seperti kita, bisa pintar seperti kita, bisa ibadah seperti kita. Jangan takut miskin, jangan takut kekurangan Allah maha Besar
Bahwasanya janji Allah swt adalah benar
wallahu a’lam bisshawab..
***
Oleh Teguh Prasetyo